Wednesday, September 1, 2010

Indonesia Tak Akan Bisa Buat Film Seperti Transformers

(google)
Walau kita telah sanggup menerapkan teknologi CGI dalam pembuatan film-film nasional, namun kita tetap tak akan pernah sanggup membuat film-film seperti Transformers dan sejenisnya. CGI merupakan tehnik penerapan teknologi komputer grafik untuk pembuatan efek kusus (special effect) dalam film. Perangkat lunak (software/program) komputer yang biasanya digunakan dalam penerapan CGI antara lain 3ds Max, Blender, Light Wafe 3D, Maya, dan Autodesk Softimage.
Transformers: Revenge of the Fallen sendiri merupakan salah satu jenis film yang paling banyak mengandalkan teknologi CGI dalam pembuatan adegan-adegannya.

Selain Transformers, film-film yang banyak mengandalkan teknologi CGI diantaranya Star Wars (1977, Lucas Film), Jurrassic Park (1993, Univesal Pictures), serta Forrest Gump (1994, Paramount Pictures).

Bila kita amati dengan seksama perkembangan film nasional, maka kita akan menemukan satu fakta berikut, yaitu bahwa kita selama ini belum pernah membuat film yang adegan-adegannya sangat kita gantungkan, atau paling tidak harus sangat mengandalkan, teknologi CGI. Alih-alih, efek-efek kusus dalam film nasional biasanya lebih mengandalkan make-up artist atau dibuat dengan kadar aplikasi CGI yang amat minim.

Tak heran bila selama ini, kita belum pernah sekalipun membuat film-film seperti Jurassic Park, Star Wars, ataupun Transformers. Pertanyaannya adalah: Mengapa?

Menurut Hartawan Triguna, sutradara nasional yang diantaranya telah membuat film Darah Perawan Bulan Madu (2009, Sentra Films), Indonesia memang tak pernah membuat film-film penuh CGI karena biayanya sangat mahal.

"CGI itu biayanya sangat mahal, karena hitungannya detik. Biaya pembuatan efek kusus dengan CGI itu per detiknya bisa mencapai 100 USD (Dollar Amerika Serikat). Per detiknya itu," ungkap Hartawan saat ditemui Waspada Online di MPX Pasaraya Grande, Jakarta (28/7).

Dengan kurs nilai tukar Rupiah terhadap USD saat ini (Rp10.000), maka
biaya pembuatan efek kusus CGI itu bila dirupiahkan bisa mencapai 1 juta Rupiah per detiknya. Membandingkan dengan lama durasi pemutaran tiap film yang rata-rata mencapai 2 jam, maka hanya untuk membuat 1 menit adegan penuh CGI saja kita akan menghabiskan dana senilai 60 juta Rupiah.

Hartawan mengatakan bahwa persoalan mahalnya CGI inilah yang akan tetap membuat industri film nasional tak mungkin sanggup membuat film-film penuh CGI.

"Semua film Indonesia gak akan bisa produksi dengan butget yang terlampau besar, jadi kenapa kita gak buat (film-film seperti Transformers dan Jurrassic Park itu), ya itu tadi, karena kita memang gak ada butget-nya," jelas Hartawan.

Pesimisme Hartawan di atas dapat dipahami. Penelusuran Waspada Online terhadap data jumlah dana yang harus dikeluarkan produser demi pembuatan film-film penuh CGI seperti Transformers dan sejenisnya memang menunjukkan angka yang fantastis (selalu di atas 10 juta USD).

Pembuatan film Star Wars menghabiskan dana senilai 11 juta USD, Forrest Gump menghabiskan dana 55 juta USD, Jurrassic Park 195 juta USD, sementara Transformers sendiri (Transformers: Revenge of the Fallen) menghabiskan dana 200 juta USD.

Biaya CGI untuk membuat adegan dinosaurus yang sekedar sedang berjalan selama 8 detik dapat mencapai 80.000 USD. Bila dinosaurus itu kita buat berinteraksi dengan lingkungan (misalnya, sedang memakan tumbuhan) maka biaya CGI-nya meningkat menjadi 100.000 USD, dan bila adegan dinosaurus makan tumbuhan itu kita jadikan sebagai latar adegan, biayanya akan lebih meningkat lagi menjadi 150.000 USD, dan itu sekali lagi untuk per 8 detik.

Dengan melihat angka kemiskinan di Indonesia yang masih mencapai 60% dari 200 juta penduduknya, maka kita mungkin tetap akan sulit menyamai kemampuan Hollywood dalam membuat film-film penuh CGI, dengan kata lain, pembuatan film-film nasional seperti Transformers mungkin tetap akan jadi sekedar mimpi.

"Tapi tenang saja," ujar Hartawan mencoba lebih optimis. "Buat apa kita buat film-film seperti itu. Kita buat film tanpa CGI-pun sudah meyakinkan dan banyak yang nonton kok, inilah keistimewaan Indonesia," tutup nya.

Labels:

8 Comments:

At September 2, 2010 at 10:03 AM , Anonymous Anonymous said...

kenapa ngga bisa ?
apa sih yang gabisa di indonesia.

di perut orang tiba tiba ada kawat aja bisa.
buat mobil 1 liter = 1000km aja bisa

masa cuma bikin film transformer ngga bisa?

Suatu saat mungkin indonesia akan bikin lebih canggih, bahkan dengan mata tertutup. hahaha

 
At January 15, 2011 at 11:29 PM , Anonymous Anonymous said...

masa si sepengetahuan ku tu film animatornya orng indo

jadi gak ada alasan gak bisa ....

cuman dana nya aja yg gak ada...

 
At June 2, 2011 at 9:30 PM , Blogger MoviefouraLL said...

bukan dana nya aja gx ada tapi dari niat dan bakat indonesia.
kalau saya bilang orang luar sana seperti amerika , paling senang buat film animations, action, 3d galaxy / film planet.
yah kalau saja indonesia bisa buat film seperti transformers saya akan tepuk tangan...
kalau saya bilang , kalau indonesia berhasil buat film tersebut apa yang dinamakan nya : palingan "TransJakarta"
hahahahha

 
At July 13, 2011 at 1:21 PM , Blogger xtomm said...

ya apapunlah Alasannya indonesia memang terlalu banyak BIROKRASI..sampai kapanpun film indonesia gak akan ada harganya (piece)..yang hanya menampilkan hantu, sex, harta.. seputar itu..(sma aja kan menunjukkan karakter sisi indonesiany)..padahal Film = karakter Kebudayaan Modern abad 21 kita

Maaf gw memang cinta indonesia, tapi klo perfilman GW lebih CINTA HollyWood Phoreper..

 
At July 13, 2011 at 10:15 PM , Blogger Asvan HS said...

@Xtomm : Setuju Gan..!! ^_^

 
At August 21, 2011 at 11:35 PM , Anonymous Anonymous said...

saya seorang animator dan sineas muda,, kelak saya akan membuat film melebihi transformer,, Indonesia pasti bisa bung.. hrs optimis.. doakan saya!!

 
At August 29, 2011 at 4:48 AM , Blogger secret said...

saya kurang setuju dengan postingan Anda. Ada kalimat yang benar adanya dan terbukti. "You are what you think". Kau adalah apa yang kau pikirkan. Kalau kita berpikir bahwa Ind tidak bisa bikin film begitu, maka pasti tidak akan bisa. Karena apa yg kita pikirkan merupakan sugesti ke alam bawah sadar, dan apa yang disugestikan biasanya diatas 90% terwujud. kalo banyak org Ind bca postingan kayak gini, n menghasilkan bnyak pikiran negatif ttg ini, maka Ind bener2 gk bisa bikin film spt itu. Based on experience of kekuatanpikiran.com

 
At August 29, 2011 at 4:50 AM , Blogger secret said...

Kita sebenarnya bisa kok, modalnya cuma rakitan PC high-eng skitar 30 jutaan, studio film kecil2an skitar 50 jutaan, kuliah perfilman seperti di vanarts.com ambil jurusan VFX atau animasi. Dapet deh ilmunya, terapin. nah tapi, biaya kuliahnya emang agak mahal, skitar 300 juta keatas per program.

 

Post a Comment

Dilarang Menautkan Link Aktif dan disarankan Untuk Berkomentar Di Postingan Terkait. Jika ditemukan Link Mati/Terhapus. Lapor ke Report Broken Link & Atau Langsung Komentar di Postingan Terkait. Terima Kasih :)

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home